Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

PASKIBRA SMP LABSCHOOL JAKARTA

Pasukan Pengibar Bendera atau yang biasa yang lebih dikenal Paskibra. Paskibra adalah salah satu ekskul yang ada di SMP Labschool Jakarta. Awalnya paskibra sudah ada di SMP Labschool Jakarta, tapi karena kurang banyak minat jadi paskibra ditiadakan. Namun semenjak angkatan 22, diadakan paskibra kembali. Mereka disebut perintis. Angkatan satu namanya adalah Ganatara, lanjut diangkatan dua namanya Adhiyaksa, dan senior saya bernama SANADRIKA. Angkatan saya adalah DANADYAKSA, ketua angkatannya adalah Ifal dan Ratu.             Sebelum menjadi penerus kita dilantik terlebih dahulu. Pelantikan itu akan mendapatkan sebuah baju latihan yang akan diipakai selama kita berlatih paskibra yang disebut PDL (Pakaian Dinas Latihan) yang dilengkapi oleh LH (Lencana Harian) dan juga topi penerus. Nah, setelah kita menjadi penerus kita akan dilantik kembali menjadi senior, yang akan mendapatkan PDH (Pakaian Dinas Harian), evolet, tali komando, dan juga ban lengan. Untuk pelantikan CAPAS akan d

Angklung

Angklung, this Sundanese original musical instrument is one of the cultural heritages that must be preserved. Coming from Kuningan Regency, this musical instrument made of bamboo has been recognized by UNESCO as a cultural heritage of Indonesia. Many unique facts that you may not know about this instrument so far, and everything will be discussed here source : uzone.id History of Angklung There is no definite record of when exactly angklung was created. But history records that in the 12th century, this instrument had begun to be used, that is, during the Sunda Kingdom. This instrument is believed to be the caller of Dewi Sri to provide fertility for agricultural land. Usually, angklung is made of black bamboo and bamboo ater with various types of sizes that produce different music. source :  nuscac.net Angklung is divided into several types, one of which is the tone of angklung music by Daeng Sutigna, a resident of Citangtu, Kuningan who was the firs